--> JENDELA JATENG DIY : Unik | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Berbagi Informasi Menarik Mengenai Jateng dan DIY

Tampilkan postingan dengan label Unik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Unik. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Desember 2022

Menilik Sumur Gandeng, Sumur Unik Yang Ada Di Demak

Menilik Sumur Gandeng, Sumur Unik Yang Ada Di Demak


Sumur merupakan suatu lubang yg dalam, dan umumnya dibuat manusia untuk memperoleh atau menampung sumber mata air yg berasal dari dalam tanah.

Biasanya, air yg keluar dari dalam tanah melalui sumur, memiliki rasa air tawar alami. Namun, di sebuah daerah di Demak, ternyata terdapat sebuah sumur unik yg konon memiliki 3 rasa yg berbeda.

Sumur Gandeng namanya. Sumur ini terletak di Desa Bermi, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak. Dinamakan Sumur Gandeng, karena memang sumur di tempat itu ada yg bergandengan.

Sebenarnya, terdapat 3 sumur di tempat cagar budaya ini. Yg dua, bentuknya bergandengan dan hanya bisa digunakan untuk mandi. Sedangkan sumur satunya lagi, terpisah dan khusus digunakan untuk minum.

Seperti yg sudah disinggung diatas, sumur ini memang tergolong unik. Selain terdapat 2 sumur yg strukturnya bergandengan, menurut juru kuncinya, sumur ini juga memiliki rasa dan warna yg berbeda-beda di waktu-waktu tertentu.

Selain itu, Jika pada umumnya di musim kemarau banyak sumur-sumur yg mengalami kekeringan, Sumur Gandeng ini juga konon tak mengenal musim, alias stabil debit airnya.

Masih Menurut informasi dari juru kunci, pada era orde baru atau sekitar tahun 1970 hingga 1980-an, sumur ini kerap kali digunakan sebagai sarana memperoleh kesaktian.

Namun, seiring berjalannya waktu, sumur Gandeng ini juga memiliki khasiat lain, seperti untuk sarana pengobatan, bahkan perjodohan. Tentunya, keistimewaan-keistimewaan diatas dapat terwujud atas ijin dari Alloh SWT.


Rujukan Utama:

https://jateng.suara.com/read/2021/03/18/095437/ada-sumur-gandeng-di-demak-konon-katanya-bisa-sebagai-obat-hingga-jodoh?page=all

Rabu, 30 November 2022

Sekilas Sama, Inilah 5 Perbedaan Antara Pemalang Dan Malang

Sekilas Sama, Inilah 5 Perbedaan Antara Pemalang Dan Malang

 


Pemalang adalah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yg memiliki slogan "Pusere Jawa". Salah satu ciri khas Pemalang yg banyak dikenal orang adalah Nanas Madu. Karena jadi ciri khas, maka tidak heran jika banyak orang luar daerah yg mengenal Pemalang dari produk buah ini.

Bicara Pemalang, orang-orang luar daerah yg jauh dari Pemalang, mungkin akan mengiranya sama dg Malang di Jawa Timur yg memang lebih dikenal masyarakat luas daripada Pemalang.

Kenyataannya, walaupun hanya berbeda dua huruf di depannya, keduanya adalah dua wilayah yg letaknya berjauhan walaupun sama-sama berada di Pulau Jawa. Lantas, apa saja yg membedakan antara Pemalang dan Malang?

Nanas Madu


Apel Malang

Pertama, berbeda namanya walaupun hanya dua huruf. Malang memiliki nama yg lebih pendek, yaitu hanya 6 huruf. Sedangkan Pemalang memiliki nama yg lebih panjang, yaitu 8 huruf, karena ada tambahan Pe- didepannya.

Kedua, berbeda status administratif. Pemalang secara administratif merupakan sebuah wilayah Kabupaten. Sedangkan Malang secara administratif merupakan nama dari 2 wilayah, yaitu wilayah Kota dan Kabupaten.

Ketiga, berbeda lokasinya walaupun sama-sama Pulau Jawa. Pemalang letaknya berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Malang letaknya berada di Provinsi Jawa Timur.

Keempat, berbeda wilayah pesisirnya. Pemalang wilayahnya berbatasan dg pesisir Utara Pulau Jawa. Sedangkan Malang (Kabupaten) wilayahnya berbatasan dg Pesisir selatan selatan Pulau Jawa.

Kelima, berbeda buah khasnya. Pemalang adalah daerah yg terkenal sebagai penghasil buah Nanas Madu di Indonesia. Sedangkan Malang adalah daerah yg terkenal sebagai penghasil buah apel di Indonesia.

Itulah 5 perbedaan Pemalang dg Malang versi redaksi Jendela Jateng DIY. Sebenarnya, masih banyak lagi perbedaan diantara keduanya. Kalo versi kalian apa aja sob?


Dirangkum Dari Berbagai Sumber.


Minggu, 27 November 2022

Menilik Uniknya Alun-Alun Cilacap Yang Terbelah Menjadi Dua

Menilik Uniknya Alun-Alun Cilacap Yang Terbelah Menjadi Dua

 


Alun-alun atau aloon-aloon pada umumnya merupakan sebuah lapangan terbuka luas berumput yg dikelilingi jalan serta dijadikan tempat berbagai kegiatan oleh masyarakat. 

Keberadaan alun-alun juga pada umunya sebagai penanda daerah pusat pemerintahan. Biasanya, di sekitar alun-alun kita akan menemukan Kantor pemerintahan, pendopo, Rumah Ibadah, dan berbagai sarana infrastruktur penunjang lain.

Kecuali Kabupaten Magelang, nampaknya semua Ibukota Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah mempunyai Alun-alun. Dalam hal ini, Kota Cilacap pun termasuk Ibukota Kabupaten yg memiliki alun-alun.

>>> BUKU CILACAP (1830-1942) <<<

Alun-alun Cilacap berada di Kelurahan Sidanegara, Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap. Lokasinya berada di selatan Pendopo Kantor Bupati Cilacap, dan di timur Masjid Agung Cilacap.

>>> PETA KOTA CILACAP <<<

Ada yg unik dg Alun-alun Cilacap. Dalam gambar, nampak alun-alun dg luas kurang lebih 11.219 m² (Perkiraan Google Earth) ini, terbelah oleh sebuah Jalan yg menghubungkan Jalan Raya dg pintu masuk pendopo. Hal yg hampir serupa juga bisa kalian temui di Alun-alun Kota Lama Banyumas.

Sebagaimana pada umumnya Alun-alun di tempat lain, alun-alun Cilacap pun menjadi salah satu tempat keramaian. Apalagi ketika malam minggu tiba, biasanya banyak pengunjung dari berbagai kalangan melepas penat untuk melihat Cilacap bercahaya di malam hari.

© Dimas Novianto

Karena merupakan ruang terbuka publik, maka pengunjung tidak akan ditarik biaya masuk, alias gratis. Ditambah dg adanya tempat bermain, rumah ibadah, dan sarana pendukung lainnya, maka tidak heran jika alun-alun Cilacap jadi alternatif wisata pilihan.


Rujukan: Dari Berbagai Sumber.

Kamis, 24 November 2022

SMA Kolese De Britto, Sekolah Unik Di Jogja Yang Memperbolehkan Siswanya Berambut Gondrong

SMA Kolese De Britto, Sekolah Unik Di Jogja Yang Memperbolehkan Siswanya Berambut Gondrong


Di Yogyakarta, ada sebuah Sekolah Menengah Atas yg tergolong unik dan nyeleneh, namun termasuk Sekolah unggulan dg segudang prestasi. 

Adalah SMA Kolese De Britto atau biasa juga dikenal dg SMA JB (singkatan dari Johannes De Britto). Sekolah ini adalah Sekolah Katolik yg dikelola oleh Serikat Jesuis dan sudah berusia cukup tua, karena didirikan sejak 19 Agustus 1948.

SMA Kolese De Britto beralamat di Jl. Laksda Adisucipto No. 161, Demangan Baru, Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman. Dilihat dari lokasinya, Sekolah ini berada satu Kalurahan dg Perguruan Tinggi ternama tanah air, Universitas Gajah Mada.

Sekolah ini dikatakan unik, karena aturannya yg berbeda dg sekolah pada umumnya. Misalnya, Siswa (putra) diperbolehkan berambut panjang atau gimbal sepanjang apapun, asalkan alami. 

© Via DeBritto.Net

Selain itu, Siswa hanya mengenakan seragam satu kali saja, selebihnya boleh berkaos asal berkerah. Siswa juga diperkenankan untuk tidak memakai sepatu, asal bukan sandal jepit yg menjadi penggantinya. 

Tidak hanya tampilan anak didiknya yg unik, bangunannya pun memiliki keunikan tersendiri. Bangunan ruang Sekolah ini didesain terbuka, dimana bagian depan kelas hanya berdiri tembok atau pagar setinggi +- 130 cm, dan tidak memiliki pintu.

© Via drextmedia.blogspot.com

Dilihat dari luarnya, SMA Kolese De Britto ini memang nampak bebas seperti tidak beraturan. Namun, dari keadaan tersebut, siswa justru mendapatkan didikan lebih terutama dalam hal kepribadiannya. 

Hal ini dibuktikan dg berbagai prestasi yg diraih para siswanya, baik di bidang akademik maupun non akademik. Bahkan, SMA Kolese De Britto ini peringkatnya termasuk yg teratas di tingkat Provinsi maupun Nasional.



Rujukan Utama:

- "SMA Kolese De Britto Yogyakarta - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas" https://id.m.wikipedia.org/wiki/SMA_Kolese_De_Britto_Yogyakarta.

- "SMA Kolese De Britto Yogyakarta, Sekolah Unik yang Bolehkan Siswa Gondrong dan Tidak Berseragam" https://edukasi.sindonews.com/newsread/826325/212/sma-kolese-de-britto-yogyakarta-sekolah-unik-yang-bolehkan-siswa-gondrong-dan-tidak-berseragam-1657782452

Rabu, 23 November 2022

Telaga Ranjeng, Ada Banyak Ikan Lele, Namun Tidak Boleh Diambil

Telaga Ranjeng, Ada Banyak Ikan Lele, Namun Tidak Boleh Diambil

 


Kabupaten Brebes memiliki banyak objek wisata baik alam maupun buatan. Salah satunya yg sudah terkenal adalah Telaga Ranjeng, yg berada di kawasan lereng Gunung Slamet.

Telaga Ranjeng atau juga biasa disebut Telaga Renjeng ini, secara administrasi masuk dalam wilayah Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.


Di Desa Pandansari, objek wisata Telaga Ranjeng tidak sendirian. Disana, ada juga Objek wisata yg sudah banyak dikenal masyarakat luas, seperti Agrowisata Kaligua dan Goa Jepang.

Telaga Ranjeng berada dalam kawasan Cagar Alam Telaga Ranjeng yg pada awalnya diresmikan oleh Belanda pada 11 Januari 1925. Cagar Alam seluas +- 48,5 hektar ini, kini dikelola oleh Perhutani Pekalongan Timur. 

Kawasan Cagar Alam Telaga Ranjeng / Sumber Tertera 

Cagar Alam Telaga Ranjeng memiliki berbagai potensi alam yg memukau, mulai dari aneka flora, fauna, serta tentunya Telaga air tawar seluas +- 18,5 hektar sebagai daya tarik khasnya.


Keunikan pada Telaga tersebut yaitu pengunjung akan menemukan ikan lele yg jumlahnya sangat banyak dan tidak terhitung. Ikan lele tersebut rata-rata jinak, dan siap menyambut dan mengerubuti makanan dari para pengunjung yg datang.

Namun, masyarakat setempat banyak yg mengeramatkan lele tersebut. Mitosnya, siapa yg berani menganggu dan mengambil ikan lele dari Telaga Ranjeng, ia akan mendapatkan musibah.


Terkait mitos tersebut, penjaga Telaga Ranjeng pernah menceritakan, jika pada suatu waktu pernah ada pengunjung yg mencoba mengambil ikan lele dari Telaga itu. Namun, sesampainya di rumah, orang itu menjadi sakit-sakitan. Dan baru sembuh setelah mengembalikan ikan lele tadi ke Telaga Ranjeng.

Entah benar atau tidaknya cerita dan mitos tersebut, pada intinya Kawasan cagar Alam Telaga Ranjeng adalah aset wisata alam yg perlu dijaga kelestariannya, dan jangan sampai pemerintah beserta warga justru menyia-nyiakan potensi yg ada didalamnya.


Referensi Utama: 

- "Warisan Budaya Takbenda | Beranda" https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id?newdetail&detailCatat=3778

- "Cagar Alam Telaga Ranjeng - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas" https://id.m.wikipedia.org/wiki/Cagar_Alam_Telaga_Ranjeng






Kamis, 23 Juni 2022

Inilah 2 Kota Otonom Di Jawa Tengah Yang Dijuluki Kota Telur Ceplok

Inilah 2 Kota Otonom Di Jawa Tengah Yang Dijuluki Kota Telur Ceplok

Telur Ceplok atau juga dikenal sebagai telur mata sapi, merupakan salah satu olahan masakan telur yg paling populer. 

Telur ceplok akan tercipta jika kita langsung memasukkan isi telur, ke tempat penggorengan atau perebusan, dg tanpa diaduk.

Ciri khas dari telur ceplok adalah adanya kuning telur yg masih utuh ditengah, dg dikelilingi putih telur di semua sisinya.

>>> REKOMENDASI CETAKAN MENGGORENG TELUR <<<

Hal inilah yg mengingatkan kita pada 2 Kota Otonom di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Magelang dan Salatiga.

Mengapa dg Kota Magelang dan Kota Salatiga?

Kota Magelang merupakan Kota terkecil di Jawa Tengah dan yg terkecil ketiga di Indonesia, dg hanya memiliki luas 18,12 km².

>>> REKOMENDASI KAOS DISTRO WATER TOREN-DIPONEGORO KOTA MAGELANG <<<

Kota ini hanya berbatasan dg 1 wilayah administrasi lain, yaitu Kabupaten Magelang, yg mengelilinginya.

© Wikipedia

Sama seperti Kota Magelang, Kota Salatiga yg memiliki luas 57,36 km² pun, hanya berbatasan dg 1 wilayah administrasi lain, yaitu Kabupaten Semarang.

>>> REKOMENDASI SINGKONG KEJU KHAS SALATIGA <<<

© Wikipedia

Dilihat dari fakta tersebut, maka tidak salah jika Kota Magelang dan Salatiga dijuluki sebagai Kota Telur Ceplok

Kota Magelang dan Salatiga diibaratkan sebagai kuning telur. Sedangkan Kabupaten Magelang dan Semarang diibaratkan sebagai putih telurnya.


Rabu, 22 Juni 2022

Benarkah Ditengah Waduk Kedung Ombo Terdapat Banyak Pulau?

Benarkah Ditengah Waduk Kedung Ombo Terdapat Banyak Pulau?



Kedung Ombo merupakan nama dari sebuah waduk yg masuk dalam wilayah 3 Kabupaten, yaitu Grobogan, Boyolali, dan Sragen.

Bendungan utama waduk ini, terletak di perbatasan Desa Rambat dan Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan.

Secara keseluruhan, Kawasan Waduk Kedung Ombo, memiliki luas 6.576 ha, yg terdiri atas wilayah perairan seluas 2.830 ha, dan wilayah daratan seluas 3.746 ha.

Waduk ini merupakan yg terluas kedua di Jawa Tengah, setelah Waduk Gajah Mungkur, dan menjadi salah satu yg terluas di Indonesia.

Waduk yg fungsi utamanya sebagai PLTA serta wisata ini, pembangunannya dimulai pada sekitar tahun 1980 dan selesai tahun 1991.

Karena perlu lahan yg luas, maka proses pembangunannya menenggelamkan 37 Desa di 7 Kecamatan di Kabupaten Sragen, Boyolali, dan Grobogan.

© Shutterstock

Dibalik itu, ternyata terdapat fakta unik yg mungkin tidak banyak diperhatikan dari waduk ini. Ketika volume air banyak, sekilas waduk ini memiliki banyak pulau ditengahnya. 

Berikut beberapa potret Waduk Kedung Ombo Dilihat Dari Google Maps:






Dalam gambar-gambar tersebut, bahkan ada beberapa yg diberi nama pulau. Hal ini karena memang sekilas nampak menyerupai sebuah Pulau.

Sebenarnya, daratan pulau tersebut sebelum adanya waduk ini merupakan sebuah bukit atau dataran tinggi

Karena menjulang tinggi, bukit ini tetap bisa muncul ke permukaan, walaupun volume air waduk sedang tinggi. Akhirnya, nampaklah pemandangan layaknya pulau.

Dan saat waduk surutlah, kita akan dapat melihat keaslian bukit tersebut, serta berbagai jejak pemukiman manusia sebelum dibangunnya waduk ini.


Referensi: www.grobogan.go.id, Wikipedia, dan berbagai sumber lain.

Minggu, 05 Juni 2022

Mengapa Di Kudus Banyak Yang Memilih Makan Daging Kerbau Dibanding Sapi?

Mengapa Di Kudus Banyak Yang Memilih Makan Daging Kerbau Dibanding Sapi?


Kudus
merupakan sebuah Kabupaten di Jawa Tengah, yg namanya berasal dari Bahasa Arab, "Al Quds" yg berarti Suci.

Nama ini diberikan oleh Sunan Kudus, salah seorang Wali Songo penyebar Agama Islam di Pulau Jawa.

Dahulu, daerah Kudus merupakan wilayah yg masih banyak dihuni masyarakat pemeluk Agama Hindu.

Seperti ajaran Hindu yg berlaku, masyarakat kala itu sangat menghormati sapi, karena dianggap sebagai Hewan Suci, kendaraan para dewa.

Maka, Syekh Ja'far Shodiq (nama asli Sunan Kudus) dalam dakwahnya sangat toleransi terhadap masyarakat Hindu, yg kala itu masih mayoritas.

Sunan Kudus pada saat pertama kali berdakwah pun, mengajarkan masyarakat untuk menghargai hewan sapi.

Sehingga, masyarakat Hindu menjadi tertarik dg beliau. Lama kelamaan, banyak masyarakat yg memeluk Agama Islam.

Walaupun sudah banyak yg memeluk Agama Islam, namun Sunan Kudus tidak serta merta menghilangkan kebudayaan Hindu ditengah masyarakat.

Misalnya, oleh Sunan Kudus, masyarakat tidak sarankan untuk menyembelih sapi. Maka, kerbau lah yg dipilih sebagai penggantinya. 

Hal ini juga masih bisa dilihat dari sebagian masyarakat sekarang yg menggunakan kerbau sebagai hewan kurban di Hari Raya 'Idul Adha.

Soto Kerbau Kudus ©shutterstock

Selain itu, banyak juga masakan khas daerah Kudus yg masih menggunakan daging kerbau sebagai bahan baku, seperti Soto, Pindang, dan Sate.


*Disarikan dari berbagai sumber






Sabtu, 21 Mei 2022

Sisi Unik Kabupaten Wonogiri, Hampir Semua Kecamatannya Diakhiri Dengan Huruf O

Sisi Unik Kabupaten Wonogiri, Hampir Semua Kecamatannya Diakhiri Dengan Huruf O

Wonogiri adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yg letaknya berbatasan dg 2 Provinsi sekaligus, yaitu Provinsi D.I.Yogyakarta dan Jawa Timur.

Dilihat dari namanya, Wonogiri tersusun atas 2 kata, Wono dan Giri. Wono berarti Hutan, sedangkan Giri berarti Gunung.

Hal ini cukup sesuai dg kondisi Geografis Wonogiri yg sebagian besar wilayahnya berupa daerah pegunungan, hutan maupun sawah.

Ada sisi unik namun sederhana dari Wonogiri yg jarang diperhatikan orang. Ternyata hampir seluruh Kecamatan di Wonogiri berakhiran Huruf 'O'. Dari 25 Kecamatan, hanya 6 yg tidak berakhiran Huruf 'O'.

Berikut adalah 19 Kecamatan berakhiran Huruf 'O' di Kabupaten Wonogiri: 

1. Kecamatan Baturetno
2. Kecamatan Batuwarno
3. Kecamatan Bulukerto
4. Kecamatan Eromoko
5. Kecamatan Girimarto
6. Kecamatan Giritontro
7. Kecamatan Giriwoyo
8. Kecamatan Jatipurno
9. Kecamatan Jatiroto
10. Kecamatan Jatisrono
11. Kecamatan Kismantoro
12. Kecamatan Ngadirojo
13. Kecamatan Paranggupito
14. Kecamatan Pracimantoro 
15. Kecamatan Purwantoro 
16. Kecamatan Sidoharjo
17. Kecamatan Slogohimo
18. Kecamatan Tirtomoyo
19. Kecamatan Wuryantoro

Secara lokasi, Wonogiri memang terletak di Jateng bagian timur, yg secara Bahasa menggunakan Bahasa Jawa Mataraman, yg identik dg akhiran 'O'.

Sehingga, wajar-wajar saja jika banyak istilah ataupun nama wilayah di Wonogiri yg mengandung vokal 'O'.

Namun, Dari banyaknya Kabupaten/Kota yg menggunakan logat tersebut di Jateng DIY, nampaknya Wonogiri lah, Kabupaten yg nama Kecamatannya paling banyak diakhiri dg Huruf 'O'. Unik Bukan?


Referensi: wonogirikab.go.id dan berbagai sumber lain.

Senin, 16 Mei 2022

Gerbang Menara Kudus Ini, Konon Ditakuti Banyak Pejabat

Gerbang Menara Kudus Ini, Konon Ditakuti Banyak Pejabat

Kudus merupakan salah satu daerah yg paling banyak dikunjungi orang. Salah satu faktornya, karena terdapat Komplek Masjid Menara Kudus, yg kental akan sisi religi dan sejarahnya.

Bangunan Komplek Masjid Menara Kudus memiliki bentuk yg unik dan terkesan tidak umum. Walaupun merupakan komplek bangunan Agama Islam, Namun bentuk menara ini justru lebih mengarah ke Candi Hindu.

Hal ini tidak terlepas dari Syekh Ja'far Shodiq atau Sunan Kudus. Tokoh Wali Songo, pionner didirikannya Masjid Menara Kudus.

Alasan dimasukkannya corak seni Hindu pada bangunan tersebut adalah sebagai simbol akulturasi Islam dan Hindu. Dimana kala itu, masyarakat sekitar banyak memeluk agama Hindu.

Ada salah satu sisi unik lain di komplek ini. Dari sekian pintu masuk, ternyata pintu depan komplek memiliki aura yg berbeda. Mengapa demikian?

Menurut sejarah, diatas pintu gerbang depan ini dahulu telah dipasang Rajah Kalacakra oleh Sunan Kudus.

Rajah ini dahulu dipasang sebagai media untuk melunturkan kedigdayaan dan melepaskan kekuatan 2 kubu yg kala itu berebut kekuasaan di Kerajaan Demak, yaitu Arya Penangsang dan Hadiwijaya.

Saat itu, Arya Penangsang masuk perangkap Sunan Kudus dg melewati gerbang yg telah terpasang rajah. Sedangkan Hadiwijaya, berhasil lolos dg tidak masuk lewat gerbang tersebut.

Walaupun kejadian tersebut telah berlangsung lama, Namun hingga kini masyarakat terutama para pejabat banyak yg mempercayainya.

Kabarnya, jarang ada pejabat yg mau lewat pintu gerbang tersebut, menghindari kejadian serupa ratusan tahun lalu.


Minggu, 01 Mei 2022

Mungkinkah Setting Lokasi Serial Kartun Doraemon Berada Di Kawasan Gunung Tidar Magelang?

Mungkinkah Setting Lokasi Serial Kartun Doraemon Berada Di Kawasan Gunung Tidar Magelang?

Siapa yg sering menonton serial animasi Doraemon? Jika yg sering menonton, pasti hafal nama-nama tempat atau lokasi didalamnya. 

Salah satunya adalah Bukit Belakang sekolahan, yg sering dijadikan lokasi bermain Nobita dan kawan-kawan.

Bagi warga Jawa Tengah, khususnya Daerah Magelang Raya, tentu banyak yg tidak asing dg bukit tersebut.

Ya, di dunia nyata, setting lokasi bukit tersebut sangatlah mirip dg Bukit Tidar yg berada didalam Kota Magelang.

Di serial animasi Doraemon, bukit tersebut berada didekat pemukiman yg cukup padat. Di dunia nyata pun, Bukit Tidar berada didekat pemukiman padat Perkotaan Magelang.

Karena kemiripannya, banyak juga yg beranggapan atau beropini jika pembuat animasi, terinspirasi dari Kawasan Bukit Tidar sebagai setting lokasi.

Dibalik itu semua, Bukit Tidar atau yg sering juga disebut Gunung Tidar ini, merupakan sebuah Bukit setinggi 503 meter yg juga mengandung berbagai cerita religi serta mistis didalamnya.

Bukit yg kini telah berstatus Kebun Raya ini, konon merupakan lokasi dimana Paku Pulau Jawa berada.

Di area puncak bukit, kita akan menemui sebuah Tugu yg dipercaya sebagai Pakunya Pulau Jawa.

Paku tersebut juga disebut sebagai media penetralisir makhluk-makhluk jahat di Pulau Jawa. Dimana dahulu, konon Pulau Jawa terkenal angker karena banyaknya makhluk jahat.

Sehingga, para penyebar Agama Islam seringkali kesulitan untuk berdakwah di Pulau ini.

Kemudian, datanglah Syekh Subakir, tokoh 'Ulama dari Timur Tengah yg ditugaskan untuk menumbal Pulau Jawa agar terbebas dari segala gangguan jahat.

Di Bukit Tidar inilah Syekh Subakir konon bertarung dg Sabdo Palon, sosok yg disebut sebagai penguasa ghoib Pulau Jawa.

Syekh Subakir pun berhasil mengimbangi perlawanan dari Sabdo Palon. Hingga akhirnya, Syekh Subakir berhasil menancapkan Paku penetralisir Makhluk Jahat Pulau Jawa di Bukit Tidar.

Saat ini, di Bukit Tidar bahkan masih terdapat berbagai jejak pertarungan tersebut. Seperti Petilasan, Makam tombak atau senjata, yg juga banyak diziarahi masyarakat yg berkunjung ke bukit ini.


*Disarikan Dari Berbagai Sumber





Jumat, 04 Februari 2022

Mungkinkah Muncul Situs Purba Di Area Waduk Gajah Mungkur?

Mungkinkah Muncul Situs Purba Di Area Waduk Gajah Mungkur?

Siapa yg tidak mengenal Waduk terluas di Indonesia, Waduk Gajah Mungkur? Dilihat dari namanya, sekilas waduk ini memiliki arti Gajah yg membelakangi. 

Dilansir dari situs berita Solopos, sebenarnya nama Gajah Mungkur sendiri diadopsi dari nama Gunung di sebelah barat waduk, yaitu Gunung Gajah Mungkur, yg berada di Kabupaten Sukoharjo. 

Waduk Gajah Mungkur Via Google Maps

Danau buatan yg membendung Sungai Bengawan Solo ini disebut-sebut sebagai Waduk terluas di Indonesia. Bahkan, luasnya sampai perlu menenggelamkan puluhan Desa di era Orde Baru. 

Waduk yg dibangun tahun 70-an ini merupakan bekas area dari beberapa kecamatan di Kab.Wonogiri. Bekas-bekas kehidupan tersebut hilang bersama menggenangnya air seluas maksimal 8.800 hektar.

Penduduk asli daerah tersebut kala itu, sebagian besar ikut program Transmigrasi Bedol Desa ke beberapa Provinsi di luar Pulau Jawa. Total penduduk yg mengikuti program tersebut kabarnya mencapai puluhan ribu orang

Namun, hal yg unik di Waduk Gajah Mungkur adalah ketika Waduk ini surut pada musim kemarau, akan terlihat bekas-bekas kehidupan walaupun sudah puluhan tahun yg lalu. 

Mulai dari Jalur Kereta Api, jembatan, sumur,
makam, masih dapat terlihat serta konstruksinya masih tergolong baik. Bahkan ketika surut pun akan terlihat bekas jalan yg kemudian digunakan warga untuk melintas.

Dibawah ini adalah beberapa potret bekas kehidupan masyarakat, ketika Waduk Gajah Mungkur mengering (Foto Diambil Dari Situs Kompas):




Sehingga, jika saja fenomena seperti ini masih dapat terjadi ratusan hingga ribuan tahun kedepan, mungkinkah akan tercetus nama Situs Purba Gajah Mungkur?.


Selasa, 12 Oktober 2021

Mengenal Fenomena Embun Upas, Embun Pembunuh Tanaman Kentang Dieng

Mengenal Fenomena Embun Upas, Embun Pembunuh Tanaman Kentang Dieng




Dieng merupakan sebuah Kawasan Dataran Tinggi yg terletak di Provinsi Jawa Tengah. Banjarnegara dan Wonosobo adalah 2 Kabupaten yg memiliki bagian terluas dari Dataran Tinggi Dieng. 

Pesonanya yg begitu mempesona, menyebabkan banyaknya wisatawan yg datang ke Dieng. Apalagi disana juga sangat banyak sub tempat wisata yg memanjakan para wisatawan. 

Salah satu pemandangan apik disana adalah fenomena munculnya Embun Upas. Banyak orang menyebut embun Upas sebagai Salju. Namun, kenyataannya adalah salah. 

Embun Upas Di Kawasan Candi Arjuna / ©Twitter GNFI

Sebenarnya, Embun Upas merupakan sebuah embun yg berubah menjadi es, karena berbagai sebab. Salah satunya karena penurunan Suhu yg begitu signifikan. 

Biasanya, fenomena Embun Upas di Dieng dan beberapa Dataran Tinggi lain, terjadi pada puncak musim kemarau sekitar pertengahan Tahun.

Di Dieng, kemunculan embun upas memang bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, kemunculannya yg menempel pada rumput atau bangunan, membuat pemandangan di sekeliling nampak menjadi lebih indah. 

Namun, di sisi lain kemunculan embun upas menjadi bencana bagi para petani di Dieng, khususnya petani kentang. 

Tanaman kentang yg terkena embun Upas / ©republika

Apalagi Dieng juga disebut-sebut sebagai sentra penghasil kentang terbesar dan terbaik di Indonesia. 


Baca Juga

• Serba-Serbi Dataran Tinggi Dieng

• Beginilah Asal Mula Dawet Banjarnegara Yang Terkenal Dengan Sebutan Dawet Ayu


Nama Upas sendiri berarti racun. Hal ini karena embun upas dapat mematikan tanaman kentang. Oleh karena itu lah nama Upas diberikan para petani untuk embun ini. 

Menurut para petani kentang di Dieng, tanaman kentang usia tua yg terkena embun Upas, tak terlalu dirugikan. Hal ini karena walaupun embun Upas telah mematikan tanaman, umbi kentang didalamnya sudah bisa dipanen. 

Namun, berbeda jika usia tanaman kentang masih muda. Kentang didalam tanah yg belum berbentuk sempurna, mengakibatkan petani bisa kentang bisa mengalami gagal panen. 


Referensi: Tempo | Antaranews | LineToday | Dan Berbagai Sumber Lain



Rabu, 06 Oktober 2021

Inilah Makam Ragasemangsang, Makam Di Tengah Jalan Kota Purwokerto

Inilah Makam Ragasemangsang, Makam Di Tengah Jalan Kota Purwokerto



Siapa yg sering pergi melintas atau singgah di Purwokerto? Purwokerto merupakan Ibukota dari Kabupaten Banyumas, yg menyimpan banyak potensi. 

Biasanya, orang luar daerah yg datang ke Purwokerto mempunyai tujuan belajar di Perguruan Tinggi Purwokerto, berwisata di Obyek Wisata Baturraden di sebelah utaranya, hingga tujuan belanja ke berbagai Pusat Perbelanjaan di Purwokerto. 

Namun siapa sangka, ternyata di Purwokerto juga menyimpan wisata religi mistis yg terkesan tidak biasa. 

Jika kita sampai alun-alun, maka di sebelah timurnya ada Gedung BNI KC Purwokerto. Di sebelah timur Gedung Bank tersebut ada sebuah nama Jalan yg dinamai Jalan Ragasemangsang

Dilihat dari namanya, Raga berarti Tubuh / raga, sedangkan Semangsang berarti Tersangkut / Tergantung. Sehingga, Ragasemangsang diartikan sebagai Tubuh yg tersangkut. 

Ternyata nama Ragasemangsang memiliki dasar cerita tersendiri. Ketika kita masuk Jalan Ragasemangsang dari arah Jalan Jenderal Sudirman, maka kita akan menemui persimpangan pertama. 

Ditengah persimpangan tersebut, kita akan menemui sebuah bangunan cungkup berukuran 1,5 x 2 meter, yg ternyata merupakan cungkup sebuah makam. Bagaimana bisa ada makam ditengah jalan? 

Dari sini sudah mulai muncul titik terang, Jalan ini dinamai Jalan Ragasemangsang. 

Makam yg letaknya di Kelurahan Sokanegara, Kecamatan Purwokerto Timur ini, bernama Makam Ragasemangsang. Hal ini mengacu pada jasad yg kabarnya meninggal dalam keadaan tersangkut atau tergantung di pohon. 

Banyak versi mengenai siapa sebenarnya orang yg dimakamkan di tempat tersebut. Menurut Karto Suwito, Ketua RT 03/05 Kelurahan Sokanegara, yg telah hidup disana sejak Tahun 1962, mengatakan Makam itu sebenarnya merupakan lokasi pertapaan Mbah Ragasemangsang yg dikeramatkan. 

Dimana Sebelumnya, telah terjadi pertempuran hebat antar 2 tokoh sakti, yaitu Mbah Ragasemangsang (protagonis) dan Raden Pekih (antagonis). Karena Mbah Ragasemangsang memiliki kesaktian tubuhnya bisa utuh kembali walaupun telah terpotong, singkat cerita akhirnya Raden Pekih dapat dikalahkan. 

Sehubungan dg itu, memang ada nama Jalan Pekih, di sebelah barat utara alun-alun. Namun, menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar, Deskart Sotyo Jatmiko, Mbah Ragasemangsang sendiri merupakan tokoh jahat yg memiliki kesaktian kebal dari senjata. 

Dan akhirnya Mbah Ragasemangsang bisa dikalahkan oleh Raden Pekih yg mengetahui kelemahannya, yaitu dg cara digantung. 

Cerita lain menurut Bapak Karto, Makam tersebut adalah Makam dari pejuang yg melawan serdadu Belanda seorang diri. Ia konon kebal dari peluru atau senjata tajam lain. Kelemahannya, dapat dibunuh dg cara digantung. 

Namun, serdadu Belanda yg mengetahui kelemahannya dan berjumlah banyak, akhirnya dapat menangkapnya dan digantung serta disiksa hingga tewas di pohon beringin alun-alun. 

Warga sekitar alun-alun yg mengetahuinya, lantas menguburkan mayat itu diam-diam di pinggir jalan. Hal ini demi menghormati keberaniannya. 

Ada lagi cerita yg beredar di masyarakat, bahwa Makam tersebut merupakan Makam dari pejuang penerjun payung jaman Agresi. Pejuang tersebut jatuh dan tersangkut di pohon karena parasutnya gagal terbuka. 

Menurut Bapak Deskart, cerita paling benar dari makam ini belum diketahui pasti. Karena letak makam yg di pusat kota, modernisasi dg cepat menghilangkan ingatan dari cerita yg sebenarnya. 

Menurut Bapak Karto, Sebenarnya dahulu letak Makam tidaklah di tengah jalan seperti sekarang. Namun, karena ada pelebaran jalan, maka Makam ini menjadi terletak ditengah jalan. 

Saat pelebaran jalan, tidak ada yg berani memindah Makam tersebut. Pernah ada yg nekat hendak memindah nya, namun justru tiba-tiba pingsan. 

Makam ini cukup oleh orang-orang. Baik pejabat maupun masyarakat biasa, kabarnya sering berziarah ke makam ini. 


Referensi: Purwokerto Kita | Merdeka | Dan Lain Sebagainya

Selasa, 07 September 2021

Benarkah 3 Masjid Di Jawa Tengah Ini Ada Secara Tiba-Tiba?

Benarkah 3 Masjid Di Jawa Tengah Ini Ada Secara Tiba-Tiba?



Beberapa tahun yg lalu, publik dihebohkan dg sebuah Masjid di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang yg kabarnya dibangun dalam waktu semalam, dg bantuan makhluk halus. 

Bangunannya yg begitu estetik, menambah kepercayaan publik dg cerita tersebut, hingga disebutnya sebagai Masjid Tiban. Tiban sendiri berasal dari Bahasa Jawa, "Tiba", sehingga diartikan sebagai Masjid yg jatuh dari langit, atau ada juga yg mengartikan Sebagai Masjid yg tiba-tiba ada

Padahal kenyataannya, menurut Pengasuh Ponpes Salafiyah tersebut, Masjid ini telah dibangun sejak tahun 1968 dan selesai pada tahun 1978. Karena pembangunannya yg tertutup, alhasil cerita-cerita tersebut bermunculan. 

Selain Masjid di Malang tersebut, ternyata di Jawa Tengah juga terdapat 3 Masjid yg banyak diceritakan sebagai Masjid Tiban:

1. Masjid Tiban Jenar Kidul - Purworejo

Masjid Tiban Jenar Kidul ©via bagelen channel

Masjid ini berada di Desa Jenar Kidul, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Menurut Takmir Masjid, H. Sudarno via Purworejo news, diungkapkan jika Masjid ini konon dibangun oleh Sunan Kalijaga pada tahun 1468 M. Lebih tua usianya daripada Masjid Demak. 

Masjid ini disebut Masjid Tiban, karena berdirinya disebut sangat singkat, dan tidak diketahui pembangunannya. Dimana lokasi Masjid ini sebelumnya merupakan Hutan Belantara. 


2. Masjid Tiban Trasan - Magelang

Masjid Tiban Trasan ©detik.com

Masjid yg bernama asli Masjid Jami' Baitul Muttaqin ini berdiri di Dusun Sengon, Desa Trasan, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang.

Disebut Tiban, karena kabarnya masyarakat tidak ada yg tau pasti kapan dan bagaimana sejarah pembangunannya. Hingga akhirnya Masjid ini lebih dikenal dg Masjid Tiban atau Masjid yg jatuh disini. 

Walaupun demikian, ada yg menyebut Masjid ini dibangun pada abad 18, dan menjadi yg tertua ketiga di Magelang, setelah Masjid Agung Payaman dan Masjid Agung Kauman Kota Magelang. 


3. Masjid Tiban Wonokerso - Wonogiri

Masjid Tiban Wonokerso ©buku pintar Kabupaten Wonogiri. id

Masjid ini beradadi Dusun Wonokerso, Desa Sendangrejo, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Masjid Tiban Wonokerso ini juga disebut sebagai Masjid tertua di Wonogiri yg masih berdiri, dan diperkirakan berdiri pada tahun 1479 M. 

Masjid ini konon didirikan oleh Walisongo, sebagai pondok untuk beribadah ketika mereka sedang mencari kayu jati untuk membangun Masjid Demak.

Di kemudian hari, Masjid ini ditemukan oleh beberapa tokoh kyai yg hendak membuka Hutan Wonokerso sebagai pemukiman dan tempat syiar Islam. Karena menemukan Masjid ditengah hutan secara tiba-tiba, maka Masjid ini dinamakan Masjid Tiban. 


Kesimpulannya, walaupun bernama Tiban, Masjid-masjid tersebut belum tentu benar-benar jatuh dan tiba-tiba ada. Karena masyarakat tentunya banyak yg hanya menamainya berdasarkan 'sejarah perkiraan', yg bisa saja jauh dari fakta sebenarnya. 


Diolah Dari Berbagai Sumber


Sabtu, 14 Agustus 2021

Gedang Doyan? Meme Populer Dibalik Obat Nyamuk Legendaris Asal Tegal

Gedang Doyan? Meme Populer Dibalik Obat Nyamuk Legendaris Asal Tegal

 


GEDANG DOYAN? 

Ada sebuah icon gambar legendaris dari sebuah perusahaan insektisida asal Tegal, yg menggambarkan seekor induk gorilla/kingkong yg memberi makan sebuah pisang pada anaknya. 

Hal ini dikarenakan merk produk tersebut adalah King Kong, sebuah nama yg diambil dari gorilla yg sering digambarkan berukuran besar. Maka tidak heran jika gambar muka kemasan menggunakan gambar hewan tersebut. Namun, untuk alasan menggunakan gambar tersebut sendiri belum diketahui pasti alasannya. 

Lokasi Pabrik Utama Dilihat Dari Satelit

Adalah PT. Ampuh Perkasa Jaya. Sebuah perusahaan yg berlokasi di Jalan Karimun Jawa No.124, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah. Perusahaan ini memproduksi obat insektisida untuk nyamuk, sehingga produknya lebih dikenal dg nama obat Nyamuk. Selain itu, pabriknya juga kian meluas, sebut saja dg didirikannya pabrik produksi di Tangerang, Banten. 

Obat nyamuk yg diproduksi di perusahaan asal Kota Warteg ini, merupakan jenis obat nyamuk bakar. Lebih tepatnya memiliki bentuk yg melingkar, dan cara menggunakannya dg dibakar pada ujung bagiannya. 

Keterangan Produk Dibalik Kemasan

Hal ini sebenarnya mengingatkan kita dg sebuah dupa. Bedanya Jika dupa digunakan untuk memanggil makhluk halus, maka obat nyamuk digunakan untuk mengusir nyamuk, makhluk kecil bersayap yg efek hisapannya bisa menyebabkan gatal hingga demam berdarah. 

Merk produk ini terbilang sukses besar membawa nama Tegal ke berbagai wilayah di Indonesia. Meskipun produk obat nyamuknya terbilang cukup tradisional, kenyataannya masyarakat Indonesia masih banyak yg menggunakan jenis obat pengusir nyamuk ini, dibandingkan dg jenis lain yg lebih modern, seperti oles, semprot, elektrik, dan lain sebagainya. 

Kepopuleran merk King Kong kian meroket pada jaman kemajuan IPTEK. Pasalnya, banyak para editor mobile maupun desktop yg mengolah gambar muka merk ini berupa seekor induk gorilla yg memberi makan pisang pada anaknya. 

Gambarnya yg unik, sering mengundang para pecinta meme untuk menambahkan kalimat lelucon dalam bahasa jawa, berbunyi "Gedang Doyan?". Selain itu, banyak pula yg membuat gambar peragaan serupa dalam versi manusia sebagai hiburan yg mengundang tawa. Akibatnya, merk ini menjadi lebih familiar di masyarakat luas. 

Hingga kini, Obat Nyamuk legendaris King Kong masih dapat menjadi papan atas merk paling laris pada produk serupa. Dan bersaing ketat dg merk besar lain seperti baygon, vape, autan, soffel, dan lain sebagainya. 


Diolah Dari Berbagai Sumber

Minggu, 11 Juli 2021

4 Tempat Ini Disebut-Sebut Sebagai Pusatnya Tanah Jawa

4 Tempat Ini Disebut-Sebut Sebagai Pusatnya Tanah Jawa

 



Puser merupakan sebutan untuk bagian tubuh yg letaknya tepat di tengah-tengah diantara bagian tubuh lainnya. Puser juga sering disebut sebagai "Wudel", "Pusar", dan lain sebagainya sesuai lokasi dimana kita berada. 

Selain jadi nama bagian tubuh, Puser juga juga digunakan sebagai julukan atau nama lain dari pusat suatu wilayah, dalam hal ini Pulau Jawa. Di Pulau Jawa sendiri terdapat beberapa lokasi yg diketahui sebagai Puser atau Pusat atau juga titik tengahnya Pulau Jawa

Di Jawa Tengah tercatat ada 4 lokasi yg sering disebut sebagai pusere Tanah Jawa, yaitu:

1. Gunung Tidar, Kota Magelang

Sumber: fahmi anhar

Gunung Tidar merupakan sebuah Bukit setinggi 503 mdpl sekaligus Kebun Raya yg letaknya ada di Kota Magelang. Di Gunung Tidar terdapat sebuah bangunan tugu yg dipercaya sebagai Pakuning Tanah Jowo. Di setiap sisinya terdapat tulisan aksara Jawa berbunyi Sa, yg menurut juru kunci Gunung Tidar memiliki makna Sapa Salah Saleh, yg berarti Siapa Salah Akan Ketahuan Salahnya.

Menurut sebuah cerita, dahulu Pulau Jawa merupakan sarang dedemit yg sangat angker. Kemudian datanglah Ulama asal Timur Tengah bernama Syekh Subakir yg ditugaskan untuk berdakwah dan mengusir para dedemit tersebut. Syekh Subakir konon memiliki sebuah batu yg di kemudian hari ditancapkan di Gunung Tidar. Lewat sebuah pertarungan, dan perantara Batu yg ditancapkan di Gunung Tidar, akhirnya Syekh Subakir berhasil memporak-porandakan para dedemit tersebut. Dari cerita tersebut, Maka tidak heran jika Gunung Tidar sering disebut pusat Tanah Jawa. 


2. Tugu Sepuser, Temanggung

Sumber: ihategreenjello.com

Tugu Sepuser terletak di Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Temanggung. Tugu ini dipercayai sebagai Tugu yg dibangun sejak jaman Majapahit. Namun untuk saat ini, tugu tersebut merupakan bangunan baru hasil pemugaran bangunan lama yg konon dahulu dibuat dari dari batu bata besar. 

Dikutip dari Temanggung.kab.go.id, Bupati temanggung pernah mengundang spiritualis bernama Ki Kusumo. Dalam upacara ritualnya, tokoh spiritual tersebut menyebut jika tugu ini pertama kali dibuat pada jaman Majapahit dg batu bata besar. Diatas Batu bata tersebut terdapat sebuah Batu yg membentuk sebuah wudel atau pusar, yg menunjukkan makna tengah-tengah. Untuk lokasi tugu yg saat ini disebutnya bergeser sekitar setengah meter dari lokasi yg asli. Maka dari itulah disebut dg Tugu Sepuser. 


3. Mojotengah, Wonosobo. 

Titik Tengah Pulau Jawa Dilihat Dari Koordinat Satelit Google Earth

Tepatnya berada di Persawahan Desa Wonokromo, Mojotengah, Wonosobo, disinilah titik tengah Pulau Jawa jika diukur menggunakan koordinat Satelit Google Maps. Dilihat dari Google Maps, lokasi ini berada di koordinat 7°19'S, 109°54'E.

Dikutip dari GNFI, Titik paling barat Pulau Jawa terletak di Taman Nasional Ujung Kulon, Pandeglang. Titik paling timur Pulau Jawa terletak di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Titik paling utara Pulau Jawa terletak di kawasan industri dekat PLTU Suralaya, Kota Cilegon. Titik paling selatan pulau Jawa terletak di Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Dan ketika mengukur titik tengah Pulau Jawa, Persawahan Desa Wonokromo, Mojotengah, Wonosobo adalah jawabannya. 


4. Kabupaten Pemalang


Sumber: Pemalangkab.go.id

Sebenarnya untuk Kabupaten Pemalang sendiri Julukan Pusere Tanah Jawa, merupakan city branding atau slogan Kabupaten ini. Tepatnya pada tahun 2016 silam, Pemkab Pemalang mengganti slogan sebelumnya, yaitu Pemalang Ikhlas, menjadi Pemalang Pusere Jawa. Hal ini merupakan harapan untuk Kabupaten Pemalang agar dapat menjadi Pusat atau Poros Pengembangan baru di Jawa. 


Diolah Dari Berbagai Sumber


Senin, 05 Juli 2021

Wedus Gembel, Istilah Populer Pasca Meletusnya Gunung Berapi

Wedus Gembel, Istilah Populer Pasca Meletusnya Gunung Berapi

 




APA ITU WEDUS GEMBEL? 

Wedus Gembel merupakan sebutan bagi masyarakat Suku Jawa untuk kambing berbulu tebal atau domba. Keistimewaan Wedus Gembel dari jenis kambing lain adalah bulunya yang tebal dan berwarna putih, serta membentuk gumpalan-gumpalan yang menjadi selimut alami bagi wedus Gembel. Karena itulah di bidang industri tekstil, bulu domba/wedus Gembel/biri-biri dijadikan sebagai bahan baku kain wol. 

Wedus Gembel / wikipedia

                 

Dibalik itu semua, ternyata nama Wedus Gembel merupakan nama/julukan populer yg ditujukan kepada warga lereng Gunung Berapi di daerah mayoritas suku Jawa kepada awan panas yg keluar dari Gunung. Warnanya yg putih kehitaman, serta membentuk-gumpalan itulah yg menyebabkan warga menamainya sebagai wedus Gembel. 

Sisa-Sisa Bencana Letusan Merapi / wikipedia

Istilah Wedus Gembel sendiri populer di publik Indonesia pasca Letusan Gunung Merapi pada 2006 dan 2010 silam. Banyaknya media massa yg menggunakan istilah tersebut, menjadi penyebab populernya wedus Gembel di Indonesia.

Misalnya saja, pada letusan besar merapi tahun 2010. Kala itu awan panas/wedus Gembel disebut-sebut sebagai penyebab terbesar dari kematian para penduduk di sekitaran Merapi. Bagaimana tidak, jarak terjauh luncurannya saat itu mencapai 14 km dari puncak Merapi.

Tercatat ratusan orang meninggal dunia, puluhan ribu orang mengungsi, serta ternak penduduk yg mati bergelimpangan. Belum lagi bencana lain dari meletusnya gunung berapi, seperti banjir lahar dingin yg sewaktu-waktu dapat menerjang apapun yg dilewatinya.

Jejak-jejak letusan tersebut pun kini menjadi objek wisata sejarah, seperti Lava Tour Merapi yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dibalik itu semua, kandungan abu pada wedus Gembel yg menyuburkan tanah ini ternyata juga menjadi berkah tersendiri bagi penduduk lereng gunung berapi. Hal inilah yg jadi salah satu alasan mengapa masyarakat masih saja tinggal di dekat Gunung berapi, walaupun sewaktu-waktu bahaya letusannya bisa mengancam. 


Diolah Dari Berbagai Sumber