Suikerfabriek Kalibagor atau yg lebih dikenal dg Pabrik Gula Kalibagor adalah Pabrik Gula pertama yg didirikan di Eks Karesidenan Banyumas.
Nama Kalibagor diambil dari lokasi pabrik ini berada, yaitu di Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Letaknya berada di pinggir Jalan Nasional Sokaraja - Banyumas, sehingga pengendara yg melintas jalan ini akan dapat melihatnya.
Pabrik Gula Kalibagor didirikan pada tahun 1839 oleh Sir Edward Cooke, setelah sebelumnya telah dicoba untuk membuat perkebunan tebu di Kalibagor.
Walaupun merupakan Pabrik Gula tertua di Eks Karesidenan Banyumas, namun masa beroperasinya Pabrik Gula Kalibagor, justru paling lama dibandingkan Pabrik Gula yg berdiri setelahnya, seperti Pabrik Gula Bodjong, Klampok, Poerwokerto, dan Kaliredjo.
Sebagai pendiri Pabrik Gula Kalibagor, Sir Edward Cooke hanya menjalankan Pabrik ini selama kurang lebih 9 tahun, karena beliau meninggal dunia pada 24 Februari 1847. Makam beliau beserta keluarga dan beberapa petinggi perusahaan, saat ini dapat ditemui di belakang Pabrik.
Pabrik Gula Kalibagor didirikan beserta perumahan para pegawainya yg berlokasi di seberang jalan dan selatan pabrik. Dalam sejarahnya, dahulu kawasan Kalibagor dan Sokaraja merupakan daerah industri yg cukup ramai. Bahkan, lebih ramai jika dibandingkan dg Purwokerto saat itu (belum menjadi Ibukota Kabupaten Banyumas).
Di kawasan tersebut, kala itu cukup banyak pabrik-pabrik industri. Misalnya, ada pabrik keramik, pabrik Kuningan, pabrik tapioka, dan beberapa perusahaan lain Milik warga Tionghoa.
Pada awal-awal hingga Sekitar 57 tahun lamanya, Pabrik ini masih menggunakan teknologi tradisional sebagai sarana transportasi pengangkutan tebu dan kebutuhan lain.
Baru setelah dibangunnya Jalur kereta Serajoedal Stoomtram Maatscapij (SDS), proses transportasi peralatan dan komoditas pun menjadi lebih cepat. Sehingga, Pabrik Gula Kalibagor disebut pula sebagai pencetus jalur kereta SDS, serta pencetus revolusi industri di Karesidenan Banyumas dg mendatangkan mesin-mesin modern melalui jalur kereta tersebut.
Setelah lebih dari 1,5 abad berdiri, Pabrik Gula Kalibagor harus gulung tikar pada sekitar tahun 1996-1997, pada masa-masa peralihan antar Orde Baru dan Era Reformasi.
Dan pada awal-awal reformasi, pabrik ini dijarah habis-habisan oleh warga sekitar hingga warga dari daerah lain. Namun, menurut cerita dari warga Sokaraja, para penjarah kebanyakan terkena musibah, yg biayanya justru lebih dari harga jual hasil jarahannya.
Dan setelah puluhan tahun terbengkalai serta meninggalkan berbagai cerita mistis, bangunan Pabrik Gula Kalibagor pun direnovasi dan ditata, hingga kembali menjadi tempat yg ramai oleh manusia.
Bangunan pabrik tersebut diubah dan dimanfaatkan sebagai pabrik garmen oleh PT. Sansan Saudaratex Jaya. Namun, tidak untuk menara cerobongnya, karena sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya yg harus dilestarikan.
Rujukan Utama:
- "Weblog Sejarah Lokal Banyumas Raya | BHHC: Suikerfabriek Kalibagor" https://www.banjoemas.com/2010/06/suikerfabriek-kalibagor.html?m=1.
- "Bekas Pabrik Gula Peninggalan Kolonial di Banyumas Diubah Jadi Pabrik Garmen Halaman all - Kompas.com" https://regional.kompas.com/read/2020/01/08/11235131/bekas-pabrik-gula-peninggalan-kolonial-di-banyumas-diubah-jadi-pabrik-garmen?page=all#page2