--> JENDELA JATENG DIY : Kuliner | Deskripsi Singkat Blog di Sini

Berbagi Informasi Menarik Mengenai Jateng dan DIY

Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Desember 2022

Walaupun Bernama Soto Sokaraja, Soto Khas Banyumas Ini Tak Hanya Ada Di Sokaraja

Walaupun Bernama Soto Sokaraja, Soto Khas Banyumas Ini Tak Hanya Ada Di Sokaraja

 


Sokaraja merupakan nama sebuah Kecamatan di Kabupaten Banyumas. Letaknya bersebelahan dg Wilayah Eks Kota Administratif Purwokerto. Sehingga, tidak sedikit pula orang yg menyebut Sokaraja sebagai wilayah Purwokerto.

Bagi orang-orang yg berkunjung ke Purwokerto ataupun berwisata di kawasan Baturraden, Banyumas, biasanya mereka menyempatkan diri berkunjung ke Sokaraja untuk membeli berbagai oleh-oleh khas Banyumas.

Tidak dipungkiri, Di Sokaraja memang banyak ditemui toko oleh-oleh kuliner khas Banyumas. Kawasan pertokoan tersebut berada di sepanjang jalan pusat keramaian Sokaraja. Salah satu kuliner khas yg banyak dijual dan jadi incaran pengunjung adalah Soto Sokaraja.

Soto Sokaraja adalah salah satu dari banyaknya varian soto yg ada di Indonesia. Orang-orang di daerah Banyumas, lebih banyak menyebut Soto Sokaraja dg istilah Sroto Sokaraja.

Ciri khas yg membedakan Soto Sokaraja dg soto lainnya adalah bumbunya yg menggunakan sambal kacang. Karena adanya sambal bumbu kacang yg dicampur dg kecap dan bumbu tambahan lainnya, kuah yg dihasilkan pada Soto Sokaraja pun cenderung berwarna keruh kecoklatan. 

Isian yg biasa ditambahkan pada Soto Sokaraja adalah ketupat, potongan daging ayam atau sapi, kecambah hijau, daun bawang, bawang goreng, dan juga tambahan kerupuk

Sebagai kuliner khas Banyumas, biasanya dalam sebuah meja makan yg menyandingkan Soto Sokaraja, akan ada tambahan kuliner khas Banyumas lain berupa Tempe Mendoan sebagai pelengkapnya.

Soto Sokaraja Bersama Tempe Mendoan Dalam Satu Meja

Walaupun embel-embelnya menggunakan nama daerah Sokaraja, namun bukan berarti Soto Sokaraja eksklusif di daerah Sokaraja saja. Soto Sokaraja juga mudah ditemui di berbagai wilayah lain di Kabupaten Banyumas, serta di Kabupaten tetangga, seperti Purbalingga.

Selain itu, Soto Sokaraja juga kerap ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Biasanya, para perantau dari daerah Banyumas lah yg membawa kuliner tersebut ke sana. 

Warung Soto Sokaraja di Karawang

Mereka yg memiliki keahlian dalam bidang kuliner, biasanya akan membuka usaha berupa warung makan khas Banyumas, yg didalamnya ditemui Soto Sokaraja, Tempe Mendoan, dan lain sebagainya.

Sehingga, secara tidak langsung para perantau tersebut turut memperkenalkan sekaligus melestarikan keberadaan kuliner lokal khas Banyumas ditengah gempuran arus globalisasi yg banyak mengikis kebudayaan lokal.


Rujukan Utama:

- "Sroto Sokaraja - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas" https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sroto_Sokaraja.

- "Sroto Sokaraja Khas Banyumas, Sejarah dan Resepnya" https://id.theasianparent.com/sroto-sokaraja/amp.


Minggu, 04 Desember 2022

Nasi Megono, Kuliner Nikmat Yang Muncul Di Era Mataram Islam

Nasi Megono, Kuliner Nikmat Yang Muncul Di Era Mataram Islam

 


Megono merupakan salah satu kuliner khas dari Jawa Tengah yg banyak digemari masyarakat. Menurut sejarah, konon nama Megono berasal dari 2 kata dalam Bahasa Jawa, yaitu Merga (Karena) dan Ana (Ada).

Makanan ini pada awalnya berasal dari sajian yg diberikan kepada pasukan Kesultanan Mataram Islam dibawah pimpinan Bahurekso yg hendak melawan VOC pada sekitar tahun 1628.

Karena kondisi perang, keadaan perekonomian rakyat kala itu begitu sulit, sehingga kebutuhan sandang dan pangan pun begitu minim.

Pada suatu waktu, Pasukan Kesultanan Mataram Islam yg sedang dalam kondisi lapar dan kelelahan, memasuki perkampungan penduduk di daerah Pekalongan dan beristirahat disana.

Melihat pasukan yg sedang dalam kondisi demikian, penduduk setempat merasa bersimpatik dan tak tinggal diam. Mereka mengumpulkan makanan dari rumah ke rumah untuk kemudian diberikan kepada pasukan Mataram Islam secara sukarela.

Namun, kondisi perekonomian para penduduk yg sedang serba terbatas, menjadikan makanan yg diperoleh pun ala kadarnya. Kala itu hanya kerak nasi yg didapat tanpa adanya sayur.

Karena kondisi yg demikian, muncullah inisiatif untuk mencari sayur. Mereka akhirnya menemukan nangka muda yg banyak ditanam di Pekalongan.

Nangka muda tersebut kemudian diolah dg cara dipotong kecil-kecil dan dibumbui kelapa parut. Karena hanya ada lauk nangka muda, maka makanan pasukan Mataram Islam tersebut dinamai Megono (Merga Ana: karena ada) atau seadanya.

Di kemudian hari, Megono menyebar ke daerah lain di luar Pekalongan. Saat ini, tercatat terdapat 3 varian Megono yg banyak dikenal, yaitu Megono Pekalongan, Megono Wonosobo, dan Megono Magelang.

Perbedaan ketiganya, rata-rata terletak di variasi sayur atau lauk pendampingnya. Megono Pekalongan memiliki sayur utama berupa nangka muda yg dipotong kecil-kecil, kemudian dicampur parutan kelapa, kecombrang, dan bumbu lainnya. Selain itu, biasanya juga terdapat lauk pendamping lain, seperti tempe, sate, sambal, dan lain-lain.

Megono Pekalongan

Untuk Megono Wonosobo, ciri khasnya adalah sayurnya yg berupa irisan kubis berwarna hijau dg diberi parutan kelapa dan ebi. Selain itu, pada Megono Wonosobo biasanya juga terdapat lauk pendamping berupa tempe kemul.

Megono Wonosobo

Dan varian megono yg terakhir adalah Megono Magelang. Perbedaan Megono Magelang dg Megono Pekalongan terlihat cukup mencolok. Megono Magelang memakai banyak bumbu kelapa, serta sayurnya pun lebih beragam, ada sayur kol, kacang panjang, kecambah, hingga Pete sebagai pelengkap.

Megono Magelang

Dari ketiga varian Megono diatas, Megono Pekalongan memang yg paling mudah ditemui, terutama di warung-warung pinggir Jalan Pekalongan. Maka dari itu, orang-orang lebih mengenal Megono sebagai kuliner khas daerah Pekalongan.


Rujukan Utama:

- "Megono - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas" https://id.m.wikipedia.org/wiki/Megono.

- "Sama-sama Nasi MEGONO Tetapi Berbeda - Candiedu.com" https://www.candiedu.com/sama-sama-nasi-megono-tetapi-berbeda.



Minggu, 05 Juni 2022

Wingko Babat, Berasal Dari Lamongan, Namun Terkenal Sebagai Makanan Khas Semarang

Wingko Babat, Berasal Dari Lamongan, Namun Terkenal Sebagai Makanan Khas Semarang


Kota Semarang merupakan Ibukota dari Provinsi Jawa Tengah dan sekaligus menjadi Kota terbesar di Provinsi ini.

Bicara Semarang, tak lengkap rasanya jika tanpa membahas berbagai kuliner khasnya yg 'menggoyang' lidah.

Salah satunya adalah Wingko Babat. Cemilan atau Snack atau Makanan Ringan manis ini memang begitu melegenda.

Terbuat dari campuran berbagai bahan, seperti Tepung Ketan Putih, Gula Pasir, Kelapa, serta berbagai bahan lain, menjadikan rasa manis, harum bercampur legit, tercipta pada kuliner yg sebenarnya berasal dari Lamongan, Jawa Timur ini.

Jika Berasal dari Lamongan, lantas mengapa bisa terkenal sebagai kuliner khas Semarang?

Nama Babat dibelakang kata Wingko, sebenarnya merupakan nama dimana kuliner ini berasal.

Ya, Babat merupakan nama sebuah Kecamatan di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, yg menjadi saksi tempat awal dibuatnya Kue Wingko pertama. 

Disarikan dari situs berita Merdeka, wingko awalnya diproduksi luas oleh Loe Lan Ing pada tahun 1951, dg tempat produksinya berada di Kecamatan Babat. Oleh karena itu, nama makanan ini dikenal sebagai Wingko Babat.

Kemudian, Wingko banyak dipasarkan melalui jalur kereta api sepanjang Babat, Bojonegoro, Cepu sampai Semarang. 

Karena banyak diminati di Semarang, akhirnya, wingko babat saat ini menjadi terkenal sebagai makanan khas Semarang. 

Apa kalian termasuk penikmat langganan Wingko Babat?


*Disarikan dari berbagai sumber

Selasa, 08 Maret 2022

Telur Asin, Kuliner Akulturasi Yang Jadi Icon Kabupaten Brebes

Telur Asin, Kuliner Akulturasi Yang Jadi Icon Kabupaten Brebes


Telur merupakan sesuatu yg dihasilkan oleh hewan-hewan yg dalam perkembangbiakannya dg cara Ovipar (Bertelur).

Didunia ini sangat banyak hewan yg berkembang biak dg cara bertelur. Salah satunya Itik atau yg banyak disebut dg bebek.

Telur bebek memiliki cangkang yg condong berwarna hijau kebiruan. Serta tingkat kekerasan yg lebih lemah dari telur ayam.

Telur bebek termasuk jenis telur yg sangat banyak dikonsumsi oleh manusia. Hal ini karena banyaknya olahan kuliner yg berbahan baku telur bebek.

Salah satunya yg sudah begitu melegenda di Indonesia adalah Telur Asin. Bahkan, pada tahun 2020, telur asin sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, yg diusulkan oleh Pemkab Brebes dan Pemda Jawa Tengah.

Lalu, bagaimana asal mulanya telur asin?

>>> TELUR ASIN MASIR REKOMENDASI BUAT KALIAN <<<

Telur Asin merupakan teknik pengawetan telur yg menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Brebes, pertama kali diperkenalkan oleh orang Tionghoa.

Melansir situs berita Kompas, awalnya telur asin diperjualbelikan pada abad 18-19 di daerah Batavia (Jakarta), oleh pedagang Tionghoa Brebes melalui Pelabuhan Tegal.

Sedangkan di Brebes sendiri, telur asin baru dikomersialkan pada pasca kemerdekaan sekitar tahun 50-60an oleh orang-orang Tionghoa. Karena saat itu baru Warga keturunan Tionghoa yg menguasai teknik pembuatan telur asin.

Namun demikian, warga lokal daerah Brebes juga turut dipekerjakan dalam proses pembuatan telur asin. 

Sehingga, dg 'meminum air sambil menyelam', warga lokal Brebes akhirnya juga menguasai teknik pembuatan telur asin.

Sebagai tempat asal serta sentra terbesar Telur Asin di Indonesia, tidak mengherankan jika Kabupaten Brebes berjuluk Kota Telur Asin

Tugu Telur Asin Dan Bawang Merah Brebes

Hal ini dibuktikan dg dibangunnya Tugu Telur Asin di Alun-alun Kabupaten Brebes. Bersanding dg Tugu Bawang Merah ditempat yg sama.

Ditambah lagi dg banyaknya dijumpai toko atau warung yg menjajakan telur asin, disepanjang Jalan Pantura Brebes.

Tidak hanya rasa original, kini di beberapa rumah produksi juga sudah mulai dijumpai telur asin aneka rasa. Mulai dari bawang, pedas, rendang, dan lain sebagainya.

>>> KERUPUK TELUR ASIN REKOMENDASI BUAT KALIAN <<<

Kesimpulannya, Di Indonesia Telur Asin sejatinya merupakan teknik pengawetan telur yg diperkenalkan serta dikomersialkan oleh Orang Tionghoa Brebes. Karena rasanya yg banyak diminati, telur asin kini banyak menjadi bisnis sumber pundi-pundi rupiah masyarakat Indonesia.


Senin, 13 September 2021

Beginilah Asal Mula Dawet Banjarnegara Yang Terkenal Dengan Sebutan Dawet Ayu

Beginilah Asal Mula Dawet Banjarnegara Yang Terkenal Dengan Sebutan Dawet Ayu



Banjarnegara Merupakan Sebuah Kabupaten yg terletak di Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di wilayah eks Karesidenan Banyumas. Nama Banjarnegara sebenarnya tidak terlalu populer di masyarakat Indonesia, seperti Jogja, Surabaya, atau Kota besar lainnya. 

Namun, bagi para pecinta kuliner, khususnya kuliner jalanan, pasti tidak asing dg nama Banjarnegara. 

Ya, Banjarnegara menjadi lebih dikenal di luar sana, salah satunya akibat kuliner minuman legendaris asal Banjarnegara, Dawet Ayu. Dimana Yg pada tahun 2020, berhasil memenangkan 2 Anugerah Pesona Indonesia kategori Minuman Tradisional Terpopuler dan Terfavorit

Dawet Ayu Banjarnegara Mendapat 2 Penghargaan Di Ajang API / ©serayunews

Dawet ayu sendiri merupakan minuman tradisional enak, menyegarkan, yg bulirannya terbuat dari tepung beras yg diberi pewarna hijau alami dari perasan pandan. Kemudian, dalam satu gelas itu umumnya bercampur dg santan, gula merah cair, serta tambahan es batu, agar lebih menyegarkan. 

Sekilas memang nampak seperti Cendol, yg berasal dari Jawa Barat. Namun, jika lebih diperhatikan, ada beberapa perbedaan diantara keduanya. 

Dawet ayu umumnya memiliki buliran yg terbuat dari tepung beras. Sedangkan cendol, umumnya terbuat dari tepung hungkwe atau tepung kacang hijau. Selain itu, biasanya cendol dalam satu sajian memiliki campuran berupa kacang hijau atau nangka. 

Lantas, Mengapa Ada embel-embel kata Ayu dibelakangnya? 


Penjual Dawet Ayu Di Makassar / ©gosulsel

Ayu merupakan kata dalam Bahasa Jawa yg berarti cantik. Namun, ada beberapa cerita sejarah mengenai penamaan dawet ayu pada minuman khas Banjarnegara itu

Dikutip dari cagarbudayambanjar.id, awalnya tidak ada istilah dawet ayu, yg ada hanyalah dawet. Saat itu, umumnya kaum adamlah yg berprofesi sebagai penjual dawet. Hal ini karena cara menjual dawet saat itu, dg cara dipikul, yg tentunya akan sulit jika dilakukan oleh kaum hawa. 

Adalah Bapak Munarjo, penjual dawet Banjarnegara yg berhasil mengubah dunia perdawetan Banjarnegara. Saat itu, ia mengubah cara menjual dawet yg biasa dipikul menjadi mangkal. Pada awalnya, ia mangkal di depan losmen setia Jalan Veteran Banjarnegara, dg ditemani istrinya yg bernama Marfuah

Pelawak Peyang Penjol asal Banyumas yg kala itu mampir di warung dawet Bapak Munarjo, berujar: "Pantes Sing dodol ayu, ya dijenengi bae Dawet Ayu." 

Lantas, grup lawak itu membuat lagu berjudul Dawet Ayu tanpa sepengetahuan Bapak Munarjo dan istrinya. Lagu itu, sering dinyanyikan Peyang Penjol di sela-sela lawakannya. 

Lapak Dawet Ayu Ibu Hj. Munardjo / ©iqbalkautsar

Hingga akhirnya, Warung Dawet Bapak Munarjo dan istrinya itu dikenal dg sebutan Dawet Ayu, yg terkenal hingga se-antero Banyumas Raya. Di kemudian hari, hampir seluruh penjual dawet mengklaim sebagai Dawet Ayu Banjarnegara. 

Kini, Hasil kreasi Keluarga Bapak Munarjo itu telah merambah di berbagai wilayah di Nusantara, hingga mempopulerkan daerah nya, Banjarnegara. 


Diolah Dari Berbagai Sumber

Senin, 30 Agustus 2021

Jadi Saingan Warung Padang, Inilah 10+ Fakta Menarik Tentang Warteg

Jadi Saingan Warung Padang, Inilah 10+ Fakta Menarik Tentang Warteg



WARTEG merupakan Warung makan legendaris yg disebut-sebut telah ada sejak puluhan tahun lalu. Pada sejarahnya, warteg adalah usaha dari para perantau asal Tegal di perantauan, seperti Jabodetabek. Semakin menjamurnya Warteg, menjadikan warung makan ini semakin dikenal oleh masyarakat luas. 

Berikut ini merupakan fakta menarik dari Warteg: 

1. Berasal Dari Tegal, Jawa Tengah

Mungkin bagi berbagai kalangan masyarakat, banyak yg belum tahu apa arti singkatan dari warung makan tersebut. Warteg merupakan singkatan dari "Warung Tegal", yg diadopsi dari daerah asal warung makan ini, yaitu Tegal. 

2. Pemiliknya Tidak Selalu Berasal Dari Tegal

Walaupun merupakan Warung Tegal, namun untuk saat ini para pemiliknya tidak selalu berasal dari Tegal. Melainkan telah tersebar dari daerah lain di sekitarnya, seperti Brebes, Pemalang, dan lain-lain. 

3. Mempunyai Menu Masakan Khas Jawa

Karena warung makanan ini berasal dari Tegal, Jawa Tengah, maka menu masakannya didominasi khas Jawa. Oleh karena itu, tidak heran jika Warteg memiliki 'markas' utama di Pulau Jawa, sebagai rumah utama bagi Orang Jawa. 

4. Banyak Yang Memakai Embel-Embel Bahari

Bahari merupakan Slogan Dari Kota Tegal, yg berarti Bersih, Aman, Hijau, Asri, Rapi, dan Indah. Maka dari itu, tak heran jika banyak para pengusaha warteg yg memakai Embel-Embel Bahari sebagai ciri khas Tegal. Contohnya Warteg Kharisma Bahari dan Warteg Putra Bahari. 

5. Memiliki Ciri Khas Harga Yang Murah Meriah

Warteg bisa dibilang penyelamat bagi berbagai masyarakat di tanggal tua. Hal ini karena menu-menu masakan Warteg memiliki harga yg murah. Misalnya saja dg harga Rp. 10.000, kita dapat menyantap Nasi dg lauk ikan, ditambah es teh. 

6. Merupakan Saingan Utama Dari Warung Makan Padang

Siapa yg tidak kenal dg Warung Makan Padang? Sama halnya dg Warteg, Warung makan Padang juga sama-sama legendaris, Sama-sama terkenal murah. Bedanya, Warung Makan Padang ini berasal dari Sumatera Barat, dan masakannya dominasi masakan Minang. Oleh karena itulah, Warteg jadi saingan berat Warung Makan Padang, terutama karena harganya yg sama-sama murah. 

7. Warteg Diketahui Telah Menggunakan 'Teknologi Touchscreen'

Warteg ternyata dalam pelayanannya menggunakan 'touchscreen'. Namun, touchscreen disini maksudnya adalah pelanggan cukup menempelkan jarinya ke etalase, untuk memilih lauk-pauk yg diinginkan. 

8. Dari Kalangan Artis Hingga Presiden, Pernah Makan Di Warteg

Warteg biasanya memiliki pelanggan yg identik dg masyarakat dg ekonomi kelas bawah, seperti karyawan pabrik, kuli bangunan, dan lain sebagainya. Namun, siapa sangka jika ternyata Warteg juga sering kali didatangi pelanggan mulai dari artis hingga orang nomor satu di Indonesia. Bahkan, Pak Jokowi sendiri disebut-sebut sebagai salah satu langganan di salah satu Warteg. 

9. Telah merambah Dalam Dunia Franchise

Tidak hanya KFC, atau sejenisnya yg menggunakan sistem Franshise. Warteg pun ternyata juga telah merambah sistem ini. Sebut saja Warteg Kharisma Bahari, yg telah sukses mempunyai ratusan gerai dg menggunakan sistem Franschise. 

10. Telah Merambah Ke Luar Negeri

Walaupun Warteg kesan aslinya lebih ke arah lokal Tradisional, namun ternyata Warteg sendiri sudah mulai banyak berada di luar negeri. Tercatat di beberapa negara seperti Belanda, Jerman, Korea Selatan, telah berdiri Restoran Indonesia Warteg. Pelanggannya pun tak hanya warga Indonesia yg berada disana, tapi juga warga lokal yg ingin merasakan masakan khas Indonesia. 

11. Di Daerah Asalnya, Ada Pemukiman Pengusaha Warteg Dengan Rumah-Rumah Mewah

Jika ada yg meragukan apakah usaha rumah makan warteg mempunyai omset yg besar, maka coba saja dilihat Rumah-Rumah nya di daerah asal. Misalnya saja, Di Desa Sidakaton dan Sidapurna, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Disana terkenal sebagai Kampung para pengusaha warteg dg bangunan rumah yg mewah menjulang tinggi. 

Biasanya, Rumah-Rumah tersebut dihuni saudaranya, orang kepercayaan, atau bahkan dibiarkan kosong. Hal ini karena para pemiliknya pergi merantau menjadi pengusaha Warteg. Tak cuma 1, bahkan banyak juga yg memiliki banyak warteg dg penghasilan per hari hingga jutaan rupiah. 


Diolah Dari Berbagai Sumber










Sabtu, 17 Juli 2021

Davos, Pelopor Permen Di Indonesia Asal Purbalingga

Davos, Pelopor Permen Di Indonesia Asal Purbalingga





Benarkah Davos Merupakan Pelopor Permen Pertama Di Indonesia ? 

Sebelum membahas lebih jauh mengenai Davos, alangkah baiknya kita ketahui perbedaan antara Istilah Kembang Gula dan Permen. Apakah keduanya memiliki kesamaan makna?  

Kembang Gula atau Mbanggulo merupakan sebutan dari masyarakat Jawa yg dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti Makanan yg terbuat dari Gula. Sedangkan Permen menurut Pendapat Andreas Maryoto adalah Kembang Gula yg memiliki sensasi rasa pedas atau 'semriwing' dari peppermint. 

Namun, bagi kebanyakan Masyarakat Indonesia, khususnya Jawa, kemungkinan kata Peppermint cukup sulit terucap, hingga akhirnya Kata 'Permen' lah yg terucap. Untuk saat ini, justru Permen menjadi sebutan bagi semua Kembang Gula atau makanan ringan kecil yg terbuat dari gula, walaupun memiliki rasa yg bukan mint atau sensasi pedas. 

Jika Merujuk pada bahasan diatas tentang asal usul nama permen, maka bisa jadi Kembang Gula Davos merupakan pelopor permen pertama Indonesia, karena Davos disebut-sebut merupakan merk Kembang gula rasa peppermint pertama di Indonesia yg masih bertahan hingga saat ini.

Selain itu, dahulu kemasannya diatas tulisan Davos juga masih menggunakan istilah Kembang Gula, karena memang kemungkinan belum ada istilah permen kala itu. 

Pemandangan Kota Davos, Swiss
                         
Davos merupakan nama yg terinspirasi dari Kota Pegunungan di Negara Swiss, Eropa yg berhawa sejuk dingin. Hal ini merupakan alasan bagi Siem Kie Djian memproduksi Kembang gula Davos yg memiliki sensasi sejuk, dingin, dan pedas pada 28 Desember 1931 dibawah naungan perusahaan yg kini memiliki nama PT. Slamet Langgeng. 

Lokasi Pabriknya berada di Jalan Ahmad Yani 67, Kelurahan Kandang Gampang, Kecamatan Purbalingga Kota, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. 

Lokasi Pabrik Davos Dilihat Dari Google Eatrh

Ciri khas umum Kembang gula Davos adalah bentuknya yg bundar putih, dg kemasan sederhana yg disusun membentuk tabung. Namun, Ada juga yg dibuat dan dikemas dg cara yg berbeda. Komposisinya terbuat dari sekitar 98% gula, dan sisanya merupakan zat pengikat serta perasaan mentol. 

Merknya yg legendaris, menyebabkan keberadaan Kembang gula yg sering disebut Dapos atau Dapros ini banyak dirindukan orang dari berbagai kalangan. 

Walaupun saat ini iklannya di televisi sudah jarang, Davos masih dapat ditemui dg mudah, terutama di wilayah Jawa, karena pelanggannya sudah terlanjur familiar terhadap makanan ringan asal 'Negeri Ngapak' Purbalingga ini.   


Diolah Dari Berbagai Sumber