Demak merupakan salah satu Kabupaten di Pulau yg mendapatkan julukan "Kota Wali", karena Demak sendiri adalah daerah yg erat hubungannya dg Para Wali jaman dulu. Secara etimologi, Banyak versi sejarah terkait asal usul dari nama Demak.
Versi pertama Menurut Solichin Salam, Demak berasal dari Bahasa Arab, yaitu Dhima' (Sesuatu yg mengandung air). Hal ini berdasarkan fakta bahwa daerah Demak memang banyak mengandung air. Adapun penyebab daerah Demak mengandung banyak air adalah karena dahulunya di Bintara terdapat banyak rawa dan tanah payau, sehingga banyak telaga tempat menampung air.
Versi kedua menurut Purbatjaraka, kata Demak berasal dari kata Delemek, dari Bahasa Sanskerta, yg artinya tanah yg mengandung air. Dan menurutnya, di seluruh Tanah Jawa hanya ada satu tempat (Kabupaten/Kota) yg namanya berasal dari Bahasa Arab, yaitu Kudus (Al-Quds).
Versi ketiga menurut Slamet Muljana, Demak diartikan Anugerah/Ganjaran, yaitu anugerah dari Prabu Kertabhumi yg diberikan kepada Raden Patah atas Bumi bekas hutan Glagah Wangi. Dasar etimologinya adalah Kitab Kakawin Ramayana VI/198 atau Kawi Ordonden XXIII, yg berbunyi, "Wineh Demak Kapwa Yatha Kramannya".
Versi keempat menurut Hamka, nama Demak berasal dari Bahasa Arab Dama, yg artinya air mata. Alasan Hamka disini adalah melihat betapa sulit dan susahnya mengembangkan dan menyiarkan Agama Islam pada waktu itu.
Sebab, agama yg terlebih dahulu sudah dihayati dan diamalkan oleh Masyarakat Jawa, yaitu Agama Hindu, Buddha, Animisme, dan Dinamisme. Sehingga, juru dakwah banyak yg prihatin, tekun, dan selalu menangis kepada Allah, memohon petunjuk serta kekuatan dari-Nya.
Versi kelima menurut H. Oemar Amir Hoesin, menduga bahwa kata Demak berasal dari nama sebuah Kota di Mesir, yaitu Dimyat. Pada zaman Kholifah Fatimiyah, guru-guru agama yg datang ke Indonesia banyak yg berasal dari tempat tersebut.
Versi keenam menurut K.R.T Honggo Maulana, kata Demak jelas berasal dari Bahasa Arab. Sebab, sejak abad ke-7, Agama Islam telah masuk ke wilayah Majapahit. Kadipaten Demak adalah satu-satunya wilayah Majapahit yg masyarakatnya mayoritas beragama Islam.
Versi ketujuh menurut cerita tutur, kata Demak berasal dari peristiwa Nyai Lembah yg berasal dari Rawa Pening, lesungnya terdampar di muara Sungai Tuntang. Untuk mencari penyebab terdamparnya lesung tersebut, Nyai Demak-Demek (Indonesia: Meraba-raba) di dasar sungai. Dari Kata Demak-Demek itulah, muncul nama Demak.
Versi kedelapan mengatakan bahwa nama atau kata Demak berasal dari Bahasa Jawa Kuno yg memiliki 2 arti yg berbeda satu sama lainnya. Pertama, kata Demak bermakna Tanah Hadiah yg diberikan raja kepada pengikut setia atau sebagai tanah tunjangan dari Maharaja kepada Raja Muda di Kerajaan Bawahan. Kedua, Demak bermakna menyerang dg tiba-tiba atau menerkam.
Versi kesembilan Tentang Kata Demak yg lebih menarik adalah berdasarkan sumber Prasasti yg berasal dari Zaman Majapahit, pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk. Nama Demak telah disebut sebagai salah satu dari 33 Pangkalan dari jaringan lalu lintas air pada masa lalu.
Itulah 9 versi Asal-Usul nama Demak yg dikutip dari Buku Babad Tanah Jawi karya Soedjipto Abimanyu.
>>> BELI BUKU BABAD TANAH JAWI / SOEDJIPTO ABIMANYU DISINI <<<