--> Mengenal Asal-Usul Nama Dan Sejarah Terbentuknya Kabupaten Banjarnegara | JENDELA JATENG DIY

Berbagi Informasi Menarik Mengenai Jateng dan DIY

Senin, 12 Desember 2022

Mengenal Asal-Usul Nama Dan Sejarah Terbentuknya Kabupaten Banjarnegara

| Senin, 12 Desember 2022


Banjarnegara merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan penetapan Hari jadinya, Banjarnegara memiliki hubungan erat dg Kabupaten Banyumas. Lantas, bagaimana asal usulnya?

Dalam riwayat berdirinya Kabupaten Banjarnegara disebutkan bahwa dahulu ada seorang tokoh masyarakat yang bernama Kyai Maliu sangat tertarik akan keindahan alam di sekitar Kali Merawu selatan jembatan Clangkap. 

Keindahan tersebut antara lain karena tanahnya berundak, berbanjar sepanjang kali. Sejak saat itu, Kyai Maliu kemudian mendirikan pondok/rumah sebagai tempat tinggal yang baru.

Dari hari ke hari kian ramai dengan para pendatang yang kemudian mendirikan rumah disekitar tempat tersebut sehingga membentuk satu perkampungan. Kemudian perkampungan yang baru dinamai “BANJAR” sesuai dengan daerahnya yang berupa sawah yang berpetak-petak. 

Atas dasar musyawarah penduduk desa baru tersebut Kyai Maliu diangkat menjadi Petinggi (Kepala desa), sehingga kemudian dikenal dengan nama “Kyai Ageng Maliu Petinggi Banjar.

Keramaian dan kemajuan desa Banjar di bawah kepemimpinan Kyai Ageng Maliu semakin pesat tatkala datang 3 Putra Sunan Giri, yaitu Kanjeng Pangeran Giri Wasiat, Panembahan Giri Pit, dan Nyai Sekati yang sedang mengembara dalam rangka syiar agama Islam.

Dibawah kepemimpinannya itulah Desa Banjar semakin berkembang dan ramai. Desa Banjar yang didirikan oleh Kyai Ageng Maliu inilah pada akhirnya menjadi cikal bakal Kabupaten Banjarnegara.

Pemkab Banjarnegara sendiri menetapkan Hari Jadi Banjarnegara jatuh pada 26 Februari 1571 Masehi, yg dikukuhkan dalam Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2019.

Tanggal 26 Februari 1571 menjadi patokan, atas peristiwa diangkatnya Jaka Kaiman pada 22 Februari 1571 (hari jadi Banyumas) oleh Sultan Pajang sebagai Adipati Wirasaba setelah peristiwa terbunuhnya Wargohutomo akibat fitnah Demang Toyareka pada tragedi Sabtu Pahing. 

Saat itu, Jaka Kaiman tidak menyangka diangkat menjadi Bupati Wirasaba menggantikan mertuanya pada 27 Ramadhan 978 H atau 22 Februari 1571. Ia bahkan berangkat ke Pajang dalam rangka mewakili ipar-iparnya yang takut menghadap Sultan Pajang, takut dibunuh sebagaimana Wargo Hutomo. 

Maka wajar dan sadar diri bahwa ia hanya anak menantu, pada saat pertemuan kedua dengan Sultan Pajang pada saat Hari Raya Idul Fitri atau 1 Syawal 978 H, tepatnya pada Senin Pon 26 Februari 1571, Jaka Kaiman mengusulkan untuk membagi Kadipaten Wirasaba menjadi 4, yaitu Wirasaba, Kejawar, Merden (Pamerden) dan Banjar Petambakan.

Dan hal itu pun disetujui oleh Sultan Hadiwijaya, sehingga begitu pulang dan sampai di Wirasaba, ia langsung membagi Wirasaba menjadi empat. 

Ini adalah sebuah fakta pikiran, yang bersumber dari Babad Kalibening dan Babad Banyumas yang sebelumnya telah dijadikan sebagai rujukan penetapan hari jadi Banyumas 22 Februari 1571 atau hanya berselang tiga hari. Tanggal itulah yang dirasa paling tepat dijadikan titi mangsa berdirinya Kabupaten Banjarnegara.

Untuk nama perubahan nama menjadi Banjarnegara sendiri, terjadi pada masa kepemimpinan KRT Dipayudha IV (1831-1846). pada masa ini pusat kekuasaan kembali dipindah ke selatan sungai Serayu, atas ijin Pakubuwana VII. Nama kabupaten pun diubah menjadi Banjarnegara, dengan maksud “Banjar” adalah sawah, telah berubah menjadi kota atau “Negara”.

Sebelumnya, berdasarkan Resolutie Governeur General Buitenzorg tanggal 22 Agustus 1831 Nomor I, Raden Tumenggung Dipoyudho IV resmi menjabat Bupati Banjar Watulembu. Isi dari resolusi itu antara lain dibentuknya 4 Kabupaten baru selain Banyumas, yaitu Kabupaten Banjarnegara, Majenang, Ajibarang, dan Purbalingga. Maka dari itu, sebelumnya Tanggal 22 Agustus tersebut, pernah dijadikan patokan Hari Jadi Banjarnegara.

Berdasarkan catatan sejarah pada paragraf diatas, diketahui juga jika sebelum bernama Banjarnegara, Kabupaten ini memang memiliki nama Banjar Watulembu, yg dimulai di era kepemimpinan Raden Mangunyudho II. Dimana kala itu, pusat Kabupaten dipindahkan ke sebelah Barat Sungai Merawu.


Rujukan Utama:

https://banjarnegarakab.go.id/main/pemerintahan/profil/.

https://lama.banjarnegarakab.go.id/index.php/berita/politik/1083-menguak-asal-mula-kabupaten-banjarnegara


Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar