--> Jejak Sejarah Pulau Muria, Sebelum Menyatu Bersama Pulau Jawa | JENDELA JATENG DIY

Berbagi Informasi Menarik Mengenai Jateng dan DIY

Sabtu, 03 Juli 2021

Jejak Sejarah Pulau Muria, Sebelum Menyatu Bersama Pulau Jawa

| Sabtu, 03 Juli 2021




                       

Benarkah Ibukota Kerajaan Demak Adalah Kota Pelabuhan Maritim? 

Bagi sebagian orang mungkin hal tersebut diragukan, karena melihat geografis Kabupaten Demak sekarang, terutama Ibukotanya yang berada cukup jauh dari lautan.

Namun, jika dilihat dari sisi sejarah geografis pulau Jawa, hal ini akan dibenarkan. Jangankan Kerajaan Demak, Ibukota Kerajaan Medang Kamulan yg pusatnya terletak di Kabupaten Grobogan di Selatan Demak pun merupakan Kota Pelabuhan Maritim. 

Sumber: wikimedia
                        

Banyak ahli sejarah dan ahli ilmu geologi yg menyatakan bahwa pada zaman sebelum abad 17, Pulau Jawa belum memiliki 'punuk', karena 'punuk'nya saat ini berupa semenanjung Muria masih berupa pulau tersendiri. Pulau Muria menjadi bagian dari Pulau Jawa dimulai sekitar abad 17, di mana Muria selatan yang dimulai dari Demak hingga Juwana telah mengalami pendangkalan dan sedimentasi hingga terbentuklah daratan hingga saat ini. 

Sumber: institutpendidikan.ac.id
               
              

Sebelum menjadi daratan, selat Muria merupakan jalur transportasi laut yang cukup ramai. Beberapa Kota di Eks Karesidenan Pati merupakan Kota Pelabuhan Maritim, karena letaknya di pinggir Selatan Muria. Contohnya adalah Kota Demak, Kota Kudus, Kota Pati. Bahkan Ibukota Kabupaten Grobogan, Purwodadi pun, terletak di pinggir laut. 

Hal ini didukung bukti penemuan fosil-fosil hewan laut purba di Patiayam, Kudus. Selain itu, masyarakat yg tinggal di sekitar bekas Selat Muria pun menyatakan bahwa air sumurnya terasa asin. 

Bahkan Bleduk Kuwu, di Kabupaten Grobogan mungkin bisa diklaim sebagai satu-satunya sumber pembuatan garam yg letaknya saat ini jauh dari pinggir laut.

Pada era pembangunan Jalan Raya Pos Anyer-Penarukan pun turut merasakan bukti-bukti geologisnya. Ketika pembangunan sampai di Daerah Timur Semarang hingga sekitar Rembang, tanahnya konon masih banyak rawa-rawa. Hal ini tidak mengherankan, karena pada saat itu tanahnya masih tergolong baru hasil pendangkalan yg menghilangkan Selat Muria. 


Diolah Dari Berbagai Sumber

 

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar