Kenalkah Kalian Dengan Trio Warkop DKI yg begitu melegenda? Grup lawak yg sangat digemari masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan itu terdiri atas Dono (alm), Kasino (alm), dan Indro yg merupakan kependekan dari DKI.
Dua diantara mereka berasal dari daerah ngapak Banyumasan, yaitu Kasino dari Gombong, Kebumen, dan Indro dari Purbalingga. Selain mereka, sebenarnya masih banyak pelawak papan atas Indonesia yg berasal dari daerah ngapak panginyongan dan masih eksis hingga sekarang.
Wong panginyongan memiliki karakteristik 'blakasuta' atau blak-blakan, apa adanya dalam bersikap. Karakteristik ini juga tercermin dalam cara bicaranya yg berucap sesuai apa yg ada dalam tulisan. Misalnya, Ketika mengucapkan kata bapak dan tidak, maka akan dibaca jelas sesuai tulisan tersebut.
Berbeda dg cara berucap kelompok masyarakat lain yg membacanya sebagai bapa' dan tida'. Maka dari itulah julukan Ngapak dilekatkan pada kelompok masyarakat dg karakteristik demikian.
Dan yg paling membuat kelompok masyarakat ini terkenal adalah Nada bicaranya yg bagi orang non ngapak terkesan lucu. Ketika berucap dalam Bahasa Indonesia pun akan tetap menaruh ciri khas tersebut.
Sehingga, kita dapat mudah menemukan Warga ngapak jika berada di perantauan hanya dg mendengar nada bicaranya. Hal inilah yg menyebabkan banyak yg melirik warga ngapak sebagai artis atau pelawak, karena mereka dianggap dapat menarik perhatian banyak orang.
Masyarakat Panginyongan tersebar di wilayah Jawa Tengah Bagian Barat, tepatnya daerah Banyumasan dan Tegalan. Daerah lain seperti sebagian pesisir utara Banten, sebagian besar pesisir utara Jawa Barat, serta sebagian daerah Banyuwangi, juga memiliki karakteristik bahasa yg banyak memiliki kemiripan dg Daerah Panginyongan.
Dalam sejarahnya, Bahasa Panginyongan atau ngapak ini juga disebut sebagai Bahasa Jawa Kawi yg merupakan Bahasa Jawa tertua yg melahirkan Bahasa Jawa dialek lainnya.
Sebelum era Mataram Islam berkuasa, Bahasa Jawa inilah yg konon dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dan Pada era Mataram Islam lah muncul sistem kasta dalam Bahasa Jawa, serta akhiran vokal a yg diubah menjadi o.
Salah satu bukti bahwa Bahasa Panginyongan adalah Bahasa Jawa tertua yaitu dalam Bait Hanacaraka yg menceritakan Kisah Ajisaka dan disebut-sebut sebagai asal usul Aksara Jawa, menggunakan akhiran vokal a.
Letak wilayah Banyumasan yg jauh dari pusat Mataram, mengakibatkan wilayah ini menjadi wilayah Mancanegaranya Mataram. Sehingga tidak banyak pengaruh Mataram yg ada di wilayah ini. Sebagai efeknya adalah Bahasa Panginyongan atau ngapak yg jadi Bahasa Jawa Tertua ini masih bertahan hingga sekarang.
Walaupun demikian, Bahasa bawaan Kesultanan Mataram Islam ini sekarang juga bercampur dalam kehidupan Warga Panginyongan. Terutama tingkatan Bahasa Jawa Krama inggil, madya, dan ngoko yg digunakan sesuai lawan bicaranya. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal, seperti tembang dalam kesenian jawa dan Pembelajaran di Lembaga Pendidikan Formal maupun Non Formal.
Contoh Kosakata Yang Menjadi Ciri Khas Wong Ngapak adalah nyong, Rika, kepriwe, kencot, ana, langka, kuwe. Selain itu, kosakata-kosakata Jawa wetanan yg biasa berakhiran vokal o, di Jawa Ngapak akan berubah menjadi akhiran vokal a.
Ada sebuah guyonan atau candaan yg menyebut jika Wong Jawa Ngapak itu tidak makan sego. Jika yg tidak paham mungkin akan mengira warga Ngapak itu tidak makan nasi atau sego. Padahal yg dimaksud adalah Di daerah Ngapak tidak ada istilah sego, adanya hanya sega.
"Aja Isin Dadi Wong Ngapak, Ora Ngapak Ora Kepenak"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar